Mengenal Gejala- Gejala Stress
Belakangan ini banyak sekali bermunculan orang berpenyakit stess. Dari fase yang ringan sampai yang berat, Tak jarang dari penderita mengakhiri hidupnya untuk menyelesaikan masalahnya.Beban hidup yang semakin berat, tekanan hidup yang semakin hari semakin kompleks. Sayangnya, mengingat gejala stress bertahap dan lambat, membuat banyak orang sama sekali tidak menyadari saat dirinya telah masuk ke dalam fase stress. Maka penting bagi kita untuk memahami gejala-gejala stress sedini mungkin. Stess datang dengan berbagai cara. Tapi pada umumnya gejala-gejala itu dikelompokan kedalam 2 kategori yaitu kognitif / emosional dan fisik.
Gejala-gejala Kognit Stress adalah persoalan kejiwaan yang pada akhirnya bermuara pada jasmani seseorang. Gejala-gejala kognitif biasanya muncul terlebih dahulu ketimbang gejala fisik. Karena unsur kognitif stress terlihat normal maka sering kali kita tidak menyadari kalau hal tersebut .
Adapun beberapa gejala-gejala stress dalam lingkup kognitif sebagai berikut:
Gejala-gejala Fisik
Disamping mengenai masalah emosional, ternyata pada tahap yang lebih parah, penderita stress menunjukkan gejala fisik antara lain:
Stress sangat mempengaruhi kesehatan kita. Apabila kita mengalami stress, maka dengan sendirinya kita juga membuka peluang untuk masuknya penyakit ketubuh kita. Hubungan antara stress dengan penyakit bukan merupakan hal yang baru. Bahkan beberapa ahli dengan tegas menyatakan bahwa stress adalah tekanan yang berakibat pada menurunnya beberapa fungsi organ tubuh. Jika hanya masalah kejiwaan, maka hal tersebuh adalah depresi dan bukan stress.
Pelepasan hormon stress seperti adrenalin yang terjadi secara berulang dan cepat menjadi biang rusaknya atau menurunnya kinerja hormon. Beberapa dokter berpendapat bahwa hormone stress juga sebenarnya “memakan” sel-sel darah putih. Sebagai akibatnya, daya tahan tubuh menurun secara drastis sehingga penyakit lebih mudah menjangkiti tubuh seseorang. Penelitian di Amerika serikat,
Negara dimana tuntutan dan tekanan hidup sangat tinggi, menunjukkan bahwa terdapat enam penyebab kematian utama yang sangat erat hubungannya dengan penyakit stress dan cemas yang berlebihan, antara lain:
Belakangan ini banyak sekali bermunculan orang berpenyakit stess. Dari fase yang ringan sampai yang berat, Tak jarang dari penderita mengakhiri hidupnya untuk menyelesaikan masalahnya.Beban hidup yang semakin berat, tekanan hidup yang semakin hari semakin kompleks. Sayangnya, mengingat gejala stress bertahap dan lambat, membuat banyak orang sama sekali tidak menyadari saat dirinya telah masuk ke dalam fase stress. Maka penting bagi kita untuk memahami gejala-gejala stress sedini mungkin. Stess datang dengan berbagai cara. Tapi pada umumnya gejala-gejala itu dikelompokan kedalam 2 kategori yaitu kognitif / emosional dan fisik.
Gejala-gejala Kognit Stress adalah persoalan kejiwaan yang pada akhirnya bermuara pada jasmani seseorang. Gejala-gejala kognitif biasanya muncul terlebih dahulu ketimbang gejala fisik. Karena unsur kognitif stress terlihat normal maka sering kali kita tidak menyadari kalau hal tersebut .
Adapun beberapa gejala-gejala stress dalam lingkup kognitif sebagai berikut:
- Mudah merasa ingin marah (sensitif).
- Merasa putus asa saat harus menunggu.
- Gelisah, gugup dan cemas yang berlebihan.
- Selalu merasa takut pada hal yang tidak jelas dan tanpa alasan.
- Susah untuk memusatkan pikiran.
- Sering merasa linglung dan bingung tanpa alasan.
- Bermasalah dengan ingatan (mudah lupa, susah mengingat)
- Cenderung berpikir negatif terutama pada diri sendiri
- Mood naik turun (mood mudah berubah-ubah, misalnya merasa gembira tapi tak lama kemudian merasa bosan dan ingin marah).
- Makan terlalu banyak meski tidak merasa lapar.
- Merasa tidak memiliki cukup energi untuk menyelesaikan sesuatu.
- Merasa tidak mampu mengatasi masalah dan cenderung sulit membuat sebuah keputusan.
- Emosi suka meluap-luap (baik gembira, sedih, marah, dan sebagai- nya)
- Miskin ekspresi dan kurang memiliki selera humor. Kehilangan kemampuan dalam hal menanggapi situasi, pergaulan sosial, serta kegiatan-kegiatan rutin lainnya.
Gejala-gejala Fisik
Disamping mengenai masalah emosional, ternyata pada tahap yang lebih parah, penderita stress menunjukkan gejala fisik antara lain:
- Otot-otot sering terasa tegang. Merasa lelah sewaktu bangun di pagi hari, menjelang sore dan bahkan setelah menyantap makanan.
- Sakit punggung bagian bawah, merasa tak nyaman di bahu atau leher, sakit di bagian dada, sakit perut, kram pada otot.
- Iritasi atau ruam kulit yang tidak dapat dijelaskan kategorinya.
- Denyut jantung cepat dan cenderung berdebar-debar.
- Telapak tangan dan sekujur tubuh sering berkeringat padahal tidak melakukan aktivitas fisik.
- Perut sering terasa bergejolak.
- Gangguan pencernaan dan cegukan
- Tidak dapat tidur atau tidur berlebihan
- Napas lebih pendek dan terasa sesak.
Stress sangat mempengaruhi kesehatan kita. Apabila kita mengalami stress, maka dengan sendirinya kita juga membuka peluang untuk masuknya penyakit ketubuh kita. Hubungan antara stress dengan penyakit bukan merupakan hal yang baru. Bahkan beberapa ahli dengan tegas menyatakan bahwa stress adalah tekanan yang berakibat pada menurunnya beberapa fungsi organ tubuh. Jika hanya masalah kejiwaan, maka hal tersebuh adalah depresi dan bukan stress.
Pelepasan hormon stress seperti adrenalin yang terjadi secara berulang dan cepat menjadi biang rusaknya atau menurunnya kinerja hormon. Beberapa dokter berpendapat bahwa hormone stress juga sebenarnya “memakan” sel-sel darah putih. Sebagai akibatnya, daya tahan tubuh menurun secara drastis sehingga penyakit lebih mudah menjangkiti tubuh seseorang. Penelitian di Amerika serikat,
Negara dimana tuntutan dan tekanan hidup sangat tinggi, menunjukkan bahwa terdapat enam penyebab kematian utama yang sangat erat hubungannya dengan penyakit stress dan cemas yang berlebihan, antara lain:
- Penyakit jantung koroner.
- Paru-paru.
- Pengerasan pada hati.
- Kecelakaan.
- Bunuh Diri.